by: Andini Nurfatimah Karim, M.Sc.
Biologi molekuler adalah cabang ilmu yang mengkaji mekanisme atau proses yang terjadi pada suatu makhluk hidup di tingkat molekulnya. Dalam sel makhluk hidup terdapat molekul materi genetik yakni informasi pembawa sifat yang diwariskan ke keturunannya. Didukung faktor lingkungan, susunan genetik atau genotipe inilah yang tewujud pada karakter yang teramati dari luar atau fenotipenya. Salah satu aplikasi keilmuan biomolekuler yakni pemeriksaan laboratorium diagnostik. Pengujian ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan seperti prognosis (prediksi) maupun diagnosis (deteksi) penyakit, uji klinis pengembangan obat, analisis forensik, skrining potensi genetik, penelitian genomik, dsb.
Langkah pertama dalam panel uji biomolekuler yaitu ekstraksi materi genetik berupa DNA/RNA. Ekstraksi DNA/RNA adalah teknik untuk mengeluarkan DNA/RNA dari inti sel atau organel lain, guna memisahkan DNA/RNA murni dari komponen yang tidak diinginkan seperti protein, polisakarida, lipid, dll. Ekstraksi DNA/RNA terdiri dari empat tahapan utama yakni lisis, binding, washing, dan elusi. Lisis atau pemecahan berfungsi untuk mengeluarkan DNA/RNA dari dalam inti sel maupun organel lain. Binding atau pengikatan guna memisahkan DNA/RNA dari komponen seluler lain yang tidak diinginkan. Washing atau pencucian bertujuan untuk membersihkan DNA/RNA dari kontaminan. Terakhir, elusi yaitu penambahan cairan buffer untuk melarutkan DNA/RNA yang dihasilkan.
Kemudian Polymerase Chain Reaction (PCR) yaitu teknik amplifikasi atau perbanyakan segmen DNA tertentu secara in vitro. Segmen DNA ini berupa marker (penanda) genetik yang menjadi objek pemeriksaan maupun penelitian. Secara garis besar, PCR terdiri dari tiga tahap: denaturasi, annealing, dan ekstensi. Denaturasi atau pemanasan guna memisahkan templat atau cetakan DNA rantai ganda menjadi untai tunggal. Annealing atau penempelan berfungsi untuk mengikat molekul DNA pendek yang disebut primer pada sisi DNA target. Ekstensi atau pemanjangan dari sisi ujung primer untuk menghasilkan copy DNA dari cetakan DNA awal. Ketiga tahap ini dilakukan berulang untuk menyalin DNA secara eksponensial menghasilkan jutaan hingga miliaran copy DNA.
Selanjutnya, Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP) yaitu suatu teknik DNA profiling atau identifikasi sampel berdasarkan profil DNA-nya. Metode ini berbasis pemotongan fragmen DNA dengan enzim restriksi yang menghasilkan ragam ukuran sehingga menggambarkan polimorfisme atau variasi gen. Genom atau keseluruhan informasi genetik yang dimiliki antar individu, inter maupun intra spesies, memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Selain itu, masing-masing enzim restriksi menargetkan area pemotongan yang bervariasi pada sekuens atau urutan DNA. Hasil digesti enzim divisualisasikan dengan elektroforesis gel, suatu metode pemisahan fragmen DNA bedasarkan ukurannya pada suatu medan listrik. Elektroforesis ini membentuk band atau pita-pita profil DNA unik yang dapat diidentifikasi untuk kebutuhan analisis diagnostik.
Seperti itulah basis panel uji laboratorium biologi molekuler yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri seperti kesehatan, ristek, pangan, farmasi, peternakan, dsb. Di PT MOOSA GENETIKA FARMINDO, pengujian ini dilakukan untuk skrining potensi ternak terkait produktivitasnya seperti kemampuan menghasilkan susu dan daging, kualitas susu maupun daging tersebut, reproduksi, ketahanan terhadap cekaman panas, kekebalan terhadap penyakit, dll. Tes DNA dilakukan dengan teliti berdasarkan riset yang dilakukan di laboratorium, kemudian hasil berupa laporan beserta sertifikatnya diberikan kepada klien. Konsultasi lebih lanjut terkait optimalisasi potensi genetik dibantu oleh tim ahli yang berpengalaman dibidangnya.