Industri peternakan adalah industri yang berperan penting dalam menyediakan pangan hewani berupa daging, susu, dan produk turunannya bagi manusia. Dalam menghadapi pertumbuhan populasi penduduk yang terus meningkat, maka permintaan akan produk ternak menjadi semakin tinggi. Untuk itu, diperlukan upaya meningkatkan produktivitas ternak agar dapat memenuhi kebutuhan pangan baik regional maupun global.
Salah satu pendekatan yang sangat efektif adalah dengan memperbaiki kualitas genetik ternak melalui teknologi seleksi DNA. Sedikit memilik kembali apa itu DNA, DNA merupakan singkatan dari Deoxyribonucleic acid atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Asam deoksiribonukleat. Pada hampir semua mahkluk hidup, DNA berada pada inti sel, bagian dari kromoson, dan merupakan penyusun gen-gen yang mengontrol sifat atau tampilan dari individu (Seperti telihat pada gambar ilustrasi). Sifat ini pada ternak contohnya dapat berupa bentuk tubuh, warna bulu, produksi susu, dan lain sebagainya.

Ilustrasi: Sel, DNA, dan Gen
Sumber: https://edsociety.co.uk/what-is-ed/genetics/
Peningkatan kualitas genetik adalah proses memilih dan menghasilkan hewan dengan sifat-sifat yang diinginkan melalui perkawinan selektif. Metode ini telah digunakan selama berabad-abad untuk meningkatkan produktivitas ternak. Pemuliaan selektif memungkinkan para peternak untuk fokus pada sifat-sifat tertentu, seperti tingkat pertumbuhan yang lebih cepat, efisiensi pakan yang lebih baik, resistensi terhadap penyakit, dan kemampuan reproduksi yang lebih tinggi. Dengan memilih hewan yang memiliki karakteristik unggul dan kemudian menggabungkannya, gen-gen yang diinginkan dapat diwariskan secara lebih konsisten ke generasi berikutnya. Sehingga generasi atau keturunannya memiliki produktivitas yang lebih baik.
Namun, metode pemuliaan tradisional ini memiliki beberapa keterbatasan. Pemilihan berdasarkan sifat-sifat yang terlihat secara fisik dapat memakan waktu dan biaya yang besar. Sebagai contoh, produksi susu hanya dapat diperoleh informasinya setelah seekor betina melahirkan. Selain itu, beberapa sifat yang diinginkan mungkin tersembunyi dan sulit untuk diidentifikasi melalui pengamatan visual. Inilah sebabnya mengapa teknologi seleksi DNA menjadi solusi yang sangat menjanjikan.
Teknologi seleksi DNA memanfaatkan informasi genetik yang dikodekan dalam DNA untuk melakukan pemilihan hewan secara lebih tepat dan efisien. Sejak berhasilnya proyek pemetaan genom pada beberapa spesies ternak, seperti sapi, domba, dan ayam, banyak penanda genetik yang terkait dengan sifat-sifat penting telah diidentifikasi. Salah satunya adalah database genome sapi yang dapat diakses pada The Bovine Genome Databse (BovinGenome.org).
Pendekatan yang umum digunakan dalam teknologi seleksi DNA adalah marker-assisted selection (MAS). Metode ini menggunakan penanda genetik yang diketahui berkaitan dengan sifat-sifat unggul dipilih dan digunakan sebagai indikator untuk pemilihan hewan. Hal ini memungkinkan para peternak untuk mengidentifikasi secara dini hewan yang memiliki potensi genetik yang baik dan memiliki peluang besar untuk menghasilkan keturunan yang unggul dengan melakukan seleksi genetik.
Lebih lanjut, seleksi genetik merupakan terobosan besar dalam teknologi seleksi DNA. Dengan analisis genomik, ribuan penanda genetik dievaluasi untuk memprediksi potensi genetik individu dalam menghasilkan keturunan unggul. Seleksi genetik mengatasi keterbatasan pemuliaan selektif tradisional dan memungkinkan pemilihan berdasarkan informasi genetik secara menyeluruh.
Indikator dari peningkatan kualitas genetik dengan seleksi adalah berubahnya tampilan (fenotip) pada ternak terutama pada aspek produktivitasnya. Secara sederhana, keturunan atau generasi yang dihasilkan memiliki tampilan produksi yang lebih baik dibanding tetuanya.
Peningkatan kualitas genetik melalui teknologi seleksi DNA memiliki sejumlah manfaat bagi industri peternakan. Beberapa manfaat utama antara lain:
- Peningkatan Produktivitas
Dengan memilih hewan yang memiliki sifat-sifat unggul, produktivitas ternak dapat ditingkatkan secara signifikan. Hewan-hewan ini memiliki pertumbuhan yang lebih cepat, konversi pakan yang lebih efisien, dan reproduksi yang lebih baik.
- Kualitas Produk yang Lebih Baik
Ternak dengan sifat-sifat unggul cenderung menghasilkan daging, susu, dan produk ternak lainnya dengan kualitas yang lebih baik, seperti rasa yang lebih baik, kandungan nutrisi yang lebih tinggi, dan tekstur yang lebih baik.
- Efisiensi Produksi
Teknologi seleksi DNA memungkinkan para peternak untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan lebih sedikit waktu dan biaya. Penggunaan teknologi ini dapat mengurangi generasi pemuliaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu.
- Ketahanan Ternak
Dengan memilih hewan yang memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap penyakit dan kondisi lingkungan yang berubah-ubah, industri peternakan dapat mengurangi risiko kegagalan produksi dan meningkatkan ketahanan sistem pertanian secara keseluruhan.
Peningkatan kualitas genetik melalui teknologi seleksi DNA dapat dan telah membawa dampak yang signifikan dalam meningkatkan produktivitas ternak. Kombinasi pemuliaan selektif tradisional dengan teknologi seleksi DNA telah memungkinkan para peternak untuk menghasilkan hewan-hewan yang lebih produktif, efisien, dan tahan terhadap tantangan lingkungan. Atau dapat juga mengoptimalkan potensi genetik dengan memberikan lingkungan yang sesuai. Dengan melakukan pengembangan dalam bidang seleksi genetik ini pada berbagai jenis ternak, diharapkan bahwa industri peternakan akan terus maju dan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat.