Indonesian Genomic Breeding Value (IGBV) adalah suatu nilai seleksi yang dihitung menggunakan data genetik (DNA) sapi di Indonesia untuk memprediksi potensi kualitas keturunan atau kemampuan produksi ternak di masa depan. Konsep ini menggabungkan teknologi genomik dengan pendekatan pemuliaan konvensional, dan digunakan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas genetik populasi ternak lokal.
IGBV adalah angka prediksi: berapa bagusnya seekor sapi sebagai induk (jantan atau betina) dalam mewariskan sifat unggulnya — seperti produksi susu, pertumbuhan otot, daya tahan penyakit, atau efisiensi pakan — berdasarkan data DNA-nya.
Hasilnya adalah sebuah angka nilai seleksi, yaitu Indonesian Genomic Breeding Value. Angka ini adalah nilai yang dibandingkan dengan referensi yang merupakan standar yang berlaku pada populasi yang sama/identik.
Dengan dukungan asosiasi genomik dan pemerintah, penggiat genetika ternak di Indonesia Moosa Genetics bekerja sama dengan IPB University merupakan pionir pengembangkan IGBV untuk:
Indonesian Genomic Breeding Value adalah fondasi pemuliaan presisi berbasis data DNA yang membuka era baru dalam dunia peternakan Indonesia — dari berbasis insting dan pengalaman, menuju berbasis sains dan data genetik. Dengan IGBV, Indonesia tidak hanya menjadi konsumen inovasi genetika, tetapi mulai menjadi produsen dan pelaku utamanya.